PENGARUH GADGET TERHADAP ANAK USIA DINI
Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah IPS Untuk Anak Usia Dini Sebagai Pengganti UTS (Ujian Tengah Semester)
Semester Genap
Tahun 2013 - 2014
Oleh :
Nama : Liana Oktaria
Nim : 063151111004
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Salawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini memuat tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
yang berbentuk gadget mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tidak
hanya orang-orang yang memiliki kepentingan saja yang dapat
menggunakannya namun pada saat ini kemajuan tekhnologi juga dengan mudah
dapat dinikmati oleh anak usia dini yang tanpa disadari orang tua
memiliki dampak yang bisa sangat vberbahaya apabila tanpa dampingan
orang tuanya dan orang-orang disekitarnya.
Maka dari itu penulis
membuat makalah yang berjudul “PENGARUH GADGET UNTUK ANAK USIA DINI”
sebagai salah satu tugas mata kuliah IPS Untuk Anak Usia Dini Sebagai
Pengganti UTS (Ujian Tengah Semester) pada semester genap ini. Penulis
menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran sebagai penyempurnaan makalah ini, sehingga dikemudian hari
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
Seiring dengan itu, penulis mengucapkan Terima
Kasih kepada yang terhormat dpsen Pengampu yang telah memberikan materi
dalam mata kuliah ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesehatan
serta rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Sukabumi, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Prosedur Pemecahan masalah...........................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Gadget dan Anak Usia Dini..........................................................................................4
2.2 Peran Orang Tua dalam Penggunaan Gadget Untuk Anak Usia Dini..........................7
2.3 Manfaat Gadget Untuk Anak Usia Dini.....................................................................10
2.4
Pengaruh Penggunaan Gadget Secara Kontinyu Terhadap Perkembangan
Psikologis Anak Usia
Dini...........................................................................................................11
BAB III KESIMPULAN........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abad
ke-21, saat di mana kita hidup sekarang, merupakan masa di mana Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Yang paling jelas adalah perkembangan alat komunikasi. Yang
mulanya dulu hanya ada surat dan telepon kabel, kini telah berkembang
menjadi handphone, laptop, tablet PC, i-pad dan lain sebagainya. Hal ini
tentunya membawa dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Begitu
banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat
dari pada sebelumnya. Dalam hal ini tujuan perkembangan teknologi, yaitu
membuat kehidupan manusia dapat berjalan dengan lebih mudah bisa
dikatakan telah tercapai. Namun, sejalan dengan hukum alam, setiap hal
apa lagi suatu perubahan pasti akan membawa efek samping tertentu bagi
setiap pihak yang terlibat dalam siklus tersebut. Banyak hal yang
berubah terkait dengan perkembangan IPTEK ini, terutama pola hidup
masyarakat, antara lain pada perkembangan anak.
Perubahan teknologi
semakin pesat, banyak anak-anak terutama pada anak yang berusia 5 hingga
12 tahun lebih menyukai bermain dengan teknologi baru seperti
playstation, game online, handphone, tablet ataupun ipad. Hal ini memang
memiliki sisi positif dan negatif terhadap dampak perkembangan
teknologi untuk anak usia 5-12 tahun. Padahal masa anak-anak adalah masa
keemasan dimana anak-anak berada dalam masa bermain serta belajar
terhadap apa yang belum diketahuinya. Sebelum kita mengetahui bagaimana
dampak iptek pada perkemabngan anak, kita harus terlebih dahulu
mengetahui apa yang dimaksud dengan teknologi, akibat kemajuan IPTEK
pada pola hidup masyarakat, dampak positif dan negative dari IPTEK dan
baru akan menjelaskan dampak gadget pada perkembangan anak.
Istilah
“teknologi” berasal dari “techne“ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan
tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal
dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Sedangkan dampak
adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu . Jadi dampak
teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa
akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Akibat dari kemajuan teknologi pada pola perilaku
masyarakat seperti berikut :
a) Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
b) Meningkatnya rasa percaya diri.
Perkembangan
dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan
diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh.
c) Pola interaksi antarmanusia yang berubah.
Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membatasi pokok bahasan
dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Gadget dan Anak Usia Dini
2. Peran Orang Tua dalam Penggunaan Gadget Untuk Anak Usia Dini
3. Manfaat Gadget Untuk Anak Usia Dini
4. Pengaruh Penggunaan Gadget Secara Kontinyu Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah menjawab dan memecahkan masalah :
1. Untuk mendeskripsikan Gadget dan Anak Usia Dini
2. Untuk mendeskripsikan Peran Orang Tua dalam Penggunaan Gadget Untuk Anak Usia Dini
3. Untuk mendeskripsikan Manfaat Gadget Untuk Anak Usia Dini
4. Untuk mendeskripsikan Pengaruh Penggunaan Gadget Secara Kontinyu Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini
1.4 Prosedur Pemecahan Masalah
Pada prosedur pemecahan masalah digunakan tekhnik pengumpulan data
study kepustakaan yang merupakan pengkajian literatur yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan. Maka dalam tekhnik pengumpulan data ini
dibutuhkan penguasaan teori, prinsip, konsep dan hukum-hukum yang
berhubungan dengan kajian diatas.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut :
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Prosedur Pemecahan Masalah
5. Sistematika Penulisan
4. Bab II Pembahasan
5. Bab III Kesimpulan
6. Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan
teknologi sekarang semakin berkembang, berbagai manfaat dari
perkembangan teknologi yang semakin canggih tersebut tidak hanya
dirasakan oleh orang dewasa saja, tetapi anak usia dini pun sekarang
sudah dapat merasakan dari manfaatnya.
2.1 Gadget dan Anak Usia Dini
Gadget
merupakan alat berukuran mini dengan banyak kegunaan yang dapat
diperoleh di dalamnya. Kemudahan dalam mengakses berbagai informasi dan
hiburan telah tersaji dalam bentuk online dan offline. Tentunya barang
canggih ini bukan hanya sekedar dijadikan media hiburan semata, dilihat
dari segi harga yang tak bisa dibilang murah dan berbagai aplikasi yang
semakin canggih di dalamnya membuat gadget terkesan wajib digunakan oleh
orang-orang yang memiliki kepentingan dalam hal bisnis atau pengerjaan
tugas kuliah dan kantor. Namun penggunaan gadget seringkali
disalahgunakan oleh sebagian pihak, seperti orang tua secara instan
memberikan fasilitas gadget untuk media dalam mendidik anaknya yang
masih berusia dini. Memberikan anak usia dini fasilitas gadget sebagai
sebuah apresiasi prestasi atau hanya sekedar kado ulang tahun dan
menjadikan alasan agar anak betah dirumah dapat menghambat proses
perkembangan psikologisnya. Apalagi jika orang tua juga membiarkan anak
secara terus menerus menggunakan aplikasi gadget yang akan menjadikan
anak usia dini tersebut menjadi tidak konsentrasi dalam belajar, malas
menulis, malas membaca buku dan menurunkan kualitas si anak dalam
bersosialisasi.
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang
ditunjukkan untuk anak usia 3 sampai dengan 6 tahun (PP No. 27/1990
Pasal 6). Namun, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 28 menyatakan
bahwa pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan
dasar. Pendidikan yang mengutamakan meningkatkan kecerdasan motorik,
kecerdasan berpikir, kecerdasan emosi, bahasa serta komunikasi ini
menunjukkan bahwa anak usia dini adalah asset masa depan suatu bangsa
yang harus di perhatikan dalam setiap tahap masa perkembangannya. Anak
usia dini adalah masa dimana anak sedang berada di tahap emas, mudah
menerima informasi lalu mengembangkannya secara alami. Belum lagi,
gadget menimbulkan banyak bahasa jika dilakukan penggunaan secara terus
menerus seperti penyakit gangguan kejiwaan pada anak usia dini yang
tidak bisa lepas dari gadgetnya, jika sebentar saja jauh dari gadgetnya,
anak tersebut akan merasa kesakitan. Berlanjut dengan berimbasnya
buruknya sosialiasi karena penggunaan gadget yang sudah tidak seimbang
dengan efesien penggunaannya. Masih banyak masalah lain yang ditimbulkan
dari penggunaan gadget yang dilakukan secara kontinyu. Perlu gerakan
baru yang dilakukan para orang tua atau lembaga pendidikan anak usia
dini dalam mendidik anak usia dini. Baik dalam pendekatan yang dilakukan
secara internal maupun eksternal yang dapat menjadikan perkembangan
psikologisnya sesuai yang yang seharusnya berkembang di masa seusianya.
Peningkatan media atau permainan secara kreatif dapat dilakukan para
orang tua dan para pembimbing di lembaga pendidikan agar dapat membantu
anak dalam meningkatkan kecerdasan yang dimilikinya.
Pada saat ini
perkembangan gadget semakin canggih. Bentuk gadget yang semakin tipis
dan menarik serta aplikasinya yang beragam memudahkan setiap orang untuk
mengakses berbagai informasi dari segala aspek kehidupan. Di era
teknologi yang canggih ini, gadget membuat setiap orang tua berpikir
"instan" dalam mendidik anaknya. Sehingga di masa sekarang, bukan hal
yang aneh lagi apabila ada orang tua yang menyediakan fasilitas berupa
gadget untuk anaknya yang masih berusia dini atau masih dalam usia emas
(golden age). Gadget memang memudahkan setiap orang dalam mengakses
segala infomasi, tetapi bagaimana ketika gadget digunakan anak usia dini
yang seharusnya bermain dengan teman sebayanya, bersosialisasi dengan
lingkungan tempat tinggalnya, mengeksplor dirinya, dan berpikir kreatif
dalam menyikapi masalah. Karena keunggulan aplikasi gadget, maka gadget
lebih pantas digunakan untuk mengembangkan suatu pikiran, ide, usaha dan
gaya hidup remaja atau orang dewasa atau orang yang memiliki
kepentingan khusus dalam penggunaan gadget. Bukan hanya sekedar
dijadikan sebagai media hiburan, untuk nge-games atau menonton suatu
acara secara online (menggunakan aplikasi tv online atau youtube) untuk
anak usia dini.
Kemudahan pengoperasian gadget dan aplikasi yang
terdapat di dalamnya baik online maupun offline, baik berupa games atau
situs web telah memberikan keluasan pada anak usia dini secara bebas
untuk memperoleh berbagai hal yang seharusnya belum pantas mereka
peroleh di usianya. Padahal dalam teori karakteristik perkembangan anak
usia dini dijelaskan sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik-motorik,
perkembangan fisik setiap anak usia dini berbeda, ada yang lebih cepat
berkembang dan ada juga yang lambat perkembangan dalam segi ukuran
tinggi badan, berat badan dan lain-lain. Anak usia dini dalam masa
perkembangan motorik kasar berupa melakukan berbagai gerakan sederhana
berupa berjingkrak, melompat, dan berlari. Sedangkan dalam perkembangan
motorik halus, anak usia dini menonjolkan kemampuan dalam menyusun,
menempatkan, memegang benda-benda, memadukan anggota tubuh dalam
bergerak;
2) Perkembangan Kognitif, bagian kejiwaan yang berpusat di
otak dan berhubungan dengan gerak kehendak serta perasaan. Jiwanya
membentuk mental yang kuat, dapat meniru tindakan orang lain, mulai
pandai bercakap dan menyelesaikan masalah dengan menggabungkan secara
mental skema yang telah diperolehnya, sudah memahami masalah yang ada
namun belum bisa paham jika ada perbedaan pendapat dengan orang lain;
3)
Perkembangan sosio-emosional, perilaku anak yang berupa sikap empati
dan kepribadian dibentuk oleh kombinasi antara bawaan jiwa dan pola asuh
anak tersebut. Sikap yang ditonjolkan biasanya berupa bermain atau
berinteraksi dengan teman sebayanya meskipun dalam proses bertahap anak
usia dini akan dengan sendirinya beraktivitas sendiri karena cenderung
lebih mudah bosan melakukan hal yang sama secara kontinyu, bercakap,
marah, cemburu dengan barang yang dimiliki orang lain, memahami
perbedaan dan ingin terlibat dalam persahabatan, dan lain sebagainya;
4)
Perkembangan Bahasa, perkembangan ini dimulai dari awal kehidupan anak
lahir maka perkembangannya jelas berbeda. Ada anak yang memiliki
kemampuan bercakap dengan baik dan ada yang rendah. Seorang anak
mengeluarkan suara atau irama secara teratur dari awal usia 0-1 tahun,
berlanjut dengan mengucapkan satu kata, lalu kalimat dan terus meningkat
seiring perkembangan masa usianya hingga di usia tujuh tahun bisa
bercakap dengan baik.
Menurut para pakar pendidikan, sebaiknya
seorang anak dikenalkan pada fungsi dan cara menggunakan gadget saat
berusia enam tahun. Karena di usia tersebut perkembangan otak anak
meningkat hingga 95% dari otak orang dewasa. Sebab, jika mengenalkan
gadget di bawah usia enam tahun, anak lebih banyak untuk bermain karena
anak tertarik dengan visual (gambar) dan suara yang beragam yang
terdapat pada gadget. Namun menurut sebuah studi pada 2004 yang
dipublikasikan jurnal Pediatrics, anak-anak yang menonton televisi saat
usia mereka 1 sampai 3 tahun mengalami penurunan perhatian saat usia
mereka tujuh tahun. Anak usia dini memiliki potensi besar dalam
mengembangkan segala potensi yang ada di dalam dirinya. Bercakap,
bersosialisasi, mengenal lingkungan, menunjukkan kemampuan dirinya,
memahami suatu masalah lalu dengan alami menyelesaikan masalah tersebut
sesuai dengan pola pikir anak seusianya yang memiliki cara pandang
tersendiri meskipun masih sulit menerima dan memahami masalah apa yang
sesungguhnya sedang ia pecahkan. Di masa usia emas ini banyak kegiatan
yang dapat dilakukan oleh para orang tua dan pembimbing di taman belajar
untuk terus meningkatkan kreativitas anak usia dini agar terus
berkembang dan lebih baik agar siap dalam perkembangannya di masa-masa
berikutnya.
2.2 Peran Orang Tua dalam Penggunaan Gadget Untuk Anak Usia Dini
Mengenalkan
gadget sejak dini pada anak sebenarnya tidak ada yang salah, tetapi
banyak dari orangtua yang tidak memahami benar penggunaan gadget yang
baik untuk anak. Sehingga gadget tidak hanya untuk membuat anak asyik
bermain dan menjadi tenang. Karena sebenarnya banyak manfaat yang
mengandung unsur pendidikan yang bisa diperoleh dari bermain smartphone,
laptop dan komputer tablet untuk anak, misalnya memberikan pengetahuan
baru. Karena itu sebelum kamu membelikan gadget, cari tahu tujuan yang
ingin dicapai. Jangan menjadikan kecanggihan teknologi untuk membatasi
aktvitas anak. Karena meski gadget bisa menjadi mainan yang menarik,
anak harus tetap bergerak aktif.
Terkadang orang tua membelikan
gadget pada anak bayi atau anak kecil, adalah supaya mereka tenang dan
tidak terganggu namun mereka tidak menyadari si bayi itu asik dengan
gadgetnya (dunianya sendiri) sehingga mereka tidak berespon ketika
dipanggil. Coba bayangkan jika sejak bayi sudah difasilitasi dengan
gadget, sementara si anak sedang mengembangkan kemampuan visualnya yang
masih sangat terbatas, tetapi dengan games yang ada di gadget walaupun
games edukasi itu membuat anak terganggu secara penglihatan, belum lagi
efek radiasi yang dipancarkan gadget. Sementara banyak juga orang tua
yang membiarkan gadgetnya ada di kamar sampai si anak kecapekan main
gadget dan tertidur, otak anak juga semakin dirusak dengan adanya
gelombang radiasi yang dipancarkan oleh gadget-gadget itu.
Penggunaan
gadget harus disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga kontrol orang
tua sangat mutlak diperlukan untuk mengawasi penggunaannya agar tidak
melampaui batas. Handphone misalnya, diberikan untuk memberikan kontrol
kepada anak supaya dapat terus berkomunikasi, lalu tekankan kepada si
anak untuk tetap berkomunikasi secara normal ketika orang tua ada di
rumah, dan ‘no gadget’ ketika semua anggota keluarga ada di rumah. Ini
untuk melatih anak bahwa hubungan sosial sangatlah penting dan tetap
harus terjaga.
Hal yang perlu dilakukan Orang Tua sebelum pemberian gadget pada anak :
• Pikirkan faktor keamanan.
Gadget
yang canggih dengan harga mahal yang dibawa anak hanya akan menjadikan
orang yang memiliki niat jahat tergerak untuk melakukan kejahatan,
hingga akhirnya anak anda menjadi korban kejahatan pencurian gadget yang
dimilikinya. Karena itu, sebaiknya pilihkan gadget yang tidak terlalu
mahal untuk anak. Cukup belikan yang sudah memadai fungsi dan manfaat
untuk anak seusianya.
• Pikirkan faktor kemanfaatan
Anak biasanya
selalu menginginkan apa yang dimiliki temannya, tanpa memikirkan apakah
dia membutuhkannya atau tidak. Karena itu, saat anak anda meminta sebuah
gadget, orang tua seharusnya terlebih dahulu menanyakan tujuan dan
manfaat apa yang diinginkannya agar anda bisa memilihkan gadget mana
yang bisa sesuai dengan manfaat yang diharapkannya.
• Untuk Pikirkan faktor kepantasan
Sebaiknya
orang tua melihat lingkungan sekitar. Apakah type gadget dengan fitur
canggih yang harganya mahal cocok untuk digunakan di lingkungan sekitar.
Karena tidak pantas rasanya kalau di tempat kumuh dan padat penduduk,
anak bermain main gadget yang harganya sangat mahal. Anak yang menjalani
aktifitas sekolah, sebaiknya berikan gadget dengan fasilitas
secukupnya, daripada berlebihan.
• Perhatikan pengaruhnya terhadap mental anak
Saat
membelikan gadget, pikirkan juga efeknya terhadap mental anak. Jangan
sampai anak anda terlalu bergantung kepada gadgetnya dan melupakan
potensi yang ada dalam dirinya.
• Perhatikan efek perkembangan
Penggunaan
gadget yang baik adalah bisa membagi waktunya dengan aktifitas lain
selain bermain gadget. Jangan sampai dengan adanya gadget, anak lupa
untuk berinteraksi dengan teman temannya, bermain layaknya anak kecil.
Atur waktu penggunaannya, kapan anak bisa bermain gadget dan kapan anak
harus berinteraksi dengan orang lain, termasuk orang tuanya sendiri.
Agar perkembangan dirinya seiring dengan perkembangan sosialnya.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan para orang tua dalam mendidik anak usia dini
agar masa perkembangannya berjalan sesuai semestinya:
1) Memahami kemampuan anak dengan meluangkan waktu untuk menilai seberapa tajam anak memilah hal-hal baru;
2) Menyediakan atau menciptakan lingkungan belajar yang baik, menyenangkan dan sesuai dengan keinginan si anak;
3)
Tidak memarahi anak ketika anak melakukan kesalahan, artinya sebaiknya
para orang tua membiarkan anaknya belajar dari kesalahan yang telah ia
perbuat dan membantu si anak dalam belajar progresif dengan memperkuat
landasan pendidikan mereka;
4) Bersabar dan aktif dalam mendidik anak
meskipun anak sudah mendapatkan pendidikan melalui taman belajar atau
lembaga pendidikan, orang tua tetap memiliki peran terbesar dalam
menciptakan suatu karakter dalam diri seorang anak;
5) Meluangkan banyak waktu untuk anak, agar anak tidak merasa kesepian dan bosan dirumah karena tidak ada teman bicara.
Perlu
disadari bahwa setiap anak usia dini istimewa karena satu dengan yang
lainnya berbeda. Hanya saja orang tua disini memegang peran utama dalam
pendidikan di masa emas anak usia dini. Bermain diluar rumah lebih baik
daripada diam terpaku dengan gadget. Bermain sepak bola dengan
teman-temannya di lapangan luas jelas memiliki perbedaan dengan bermain
bola di playstation atau gadget lainnya. Dan contoh ini berpengaruh
terhadap perkembangan psikologis anak usia dini mulai dari perkembangan
fisik-motorik, kognitif, sosio-emosional dan bahasa, yang perbedaannya
dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Ketika anak usia dini bermain
sepak bola bersama teman-temannya, secara alami anak akan berlari
mengejar bola untuk berkompetisi dalam permainan tersebut. Dengan
begitu, perkembangan fisik-motorik mampu berkembang dengan baik. (2)
Ketika dalam permainan atau kompetisi tersebut ada pihak yang kalah,
maka disitu akan terjadi banyak interaksi yang kuat membentuk barisa
kepekaan dan pelajaran untuk si anak dalam menerima kekalahan atau
merasakan kemenangan yang sesungguhnya. Perkembangan kognitif dengan
mudah dapat tercapai dengan baik. (3) Anak merasa sedih ketika kalah
dalam kompetisi dan merasa senang ketika ia dapat memenangkan kompetisi
tersebut. Dengan kata lain, perkembangan sosio-emosional anak aktif
dengan cepat dan dalam keadaan yang tepat. (4) Karena telah terjadi
banyak interaksi dengan teman mainnya dan lingkungan yang terlibat
dengannya, maka kemampuan berbahasa dapat menjadi lebih baik
dibandingkan ketika anak diam dengan gadgetnya yang tidak bisa
mengaktifkan kemampuan verbalnya secara maksimal.
Namun jika gadget
tetap digunakan dan dalam penggunaannya dilakukan secara secara efesien
serta diiringi pemantauan orang tua secara maksimal, tetap saja gadget
bukan merupakan alternatif yang baik dalam mendidik anak di usia emasnya
walawpun perkembangan tekhnologi tidak dapat dihindari dan banyak
memeberikan manfaat disamping pengaruh yang akan berdampak pada anak
baik positif maupun negatif. Dalam arti lain, orang tua dituntut lebih
kreatif dalam mendidik anak, menyediakan sarana bermain dan belajar dan
media lainnya yang lebih sehat dan sesuai dengan masa tumbuh kembang
anak mereka, utamanya masa emas anak usia dini.
2.3 Manfaat Gadget Untuk Anak Usia Dini
Tidak
hanya itu karena perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang
sudah banyak software edukasi yang dapat membantu perkembangan anak usia
dini, khususnya dibidang kognitif. Berbagai software tersebut biasanya
mengajak anak untuk belajar sambil bermain. Software tersebut dapat
dibuat dalam bentuk games edukasi maupun bentuk aplikasi lainnya yang
disukai anak. Di sisi lain games edukasi ini digunakan sebagai
alternatif media pembelajaran yang mudah dipelajari dan dipahami oleh
anak dengan konsep edutainment.
Selain telah banyak tersedianya
software edukasi yang gratis untuk anak usia dini. Dengan adanya
perkembangan teknologi ini, guru juga dapat berkreasi dengan membuat
berbagai software edukasi sendiri. Sehingga guru akan semakin terampil
dalam hal teknologi. Sekarang ini sudah banyak berbagai software edukasi
yang bermanfaat bagi anak usia dini yang dapat kita temui dari
internet. Salah satu contohnya adalah seperti yang di buat oleh salah
satu mahasiswa Universitas Sebelas Maret.
Aplikasi Multimedia Education Games
Isi dari Aplikasi Multimedia Education Games Untuk Anak Usia Dini ini dibuat dengan 5 permainan dasar yaitu :
1. Mencocokkan Gambar
Anak akan belajar mencocokkan gambar:
• Buah-buahan
• Binatang
• Peralatan rumah
• Peralatan sekolah
• Kendaraan
Anak
diminta untuk memasangkan benda-benda dengan bayangannya masing-masing.
Ayo, klik gambar yang berada di sebelah kiri/atas untuk mengetahui
pasangannya ya? Perhatikan baik-baik yach sebelum menjawab.
2. Memilih Gambar
Disini
ada satu pertanyaan, tugas anak adalah menjawab pertanyaan tersebut
dengan cara memilih satu jawaban dari tiga pilihan yang ada sehingga
menjadi sebuah jawaban yang tepat.
3. Melengkapi Kata
Dalam hal
ini ada satu kata yang belum lengkap. Tugas anak adalah melengkapi kata
tersebut dengan cara memilih satu jawaban dari tiga pilihan yang ada
sehingga menjadi sebuah kata yang tepat.
4. Berhitung dari 0 – 20
Disini
anak dapat belajar penjumlahan dan pengurangan dari 0 – 10 atau
pengurangan dan penjumlahan dari 0 – 20. Cara menjawab adalah klik salah
satu jawaban dari pertanyaan pilihan ganda.
5. Mewarnai Gambar
Disini tugas anak adalah memberikan warna-warna sesuai selera kalian, sehingga menjadi sebuah gambar yang berwarna-warna.
2.4 Pengaruh Penggunaan Gadget Secara Kontinyu Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini
Masa
anak-anak adalah masa keemasan dimana anak-anak berada dalam masa
bermain serta belajar terhadap apa yang belum diketahuinya. Tapi, dimana
sekarang perubahan teknologi semakin pesat, banyak anak-anak terutama
pada anak yang berusia 5 hingga 12 tahun lebih menyukai bermain dengan
teknologi baru seperti playstation, game online, handphone, tablet
ataupun ipad. Hal ini memang memiliki sisi positif dan negatif terhadap
dampak perkembangan teknologi untuk anak usia 5-12 tahun.
Pengaruh
Penggunaan Gadget yang Berlebihan Terhadap Perkembangan Anak memang
menjadi perhatian utama orang tua masa kini. Hal yang seperti ini bahkan
menjadi tren di lingkungan keluarga hingga sekolah. Apalagi jangankan
anak-anak, orang tua pun ada yang sangat menyukai gadget sampai disebut
gadget freak. Mungkin kita memiliki pandangan yang berbeda ketika anak
sekolah terlalu senang online, memiliki smartphone, bahkan sudah
berbicara tentang cinta seperti orang dewasa di situs jejaring
sosialnya. Ada rasa bangga karena anak tidak gagap tekhnologi, tapi juga
ada kekhawatiran bahwa anak akan kehilangan control dan secara
psikologis berkembang terlalu cepat. Ini perlu diperhatikan terutama
oleh orangtua yang memang mampu membelikan gadget apapun yang diminta
anak. Gadget dapat dengan mudah menghubungkan anak dengan siapapun tanpa
bisa dipantau orang tua selama 24 jam, baik lewat situs jejaring sosial
maupun BBM. Pertemanan yang dasarnya baik, justru bisa berakibat fatal
jika orangtua tidak mampu lagi memfilternya. Cybercrime yang berujung
pada penculikan sampai bullying, semua berawal dari gadget, dan
kebebasan mengakses dunia maya serta jejaring sosial yang sebenarnya
diperuntukkan untuk usia diatas 13 tahun. Hal yang semacam ini
setidaknya sering terjadi pada anak-anak di waktu usia dini. Namun,
dengan kontrol yang baik dari orang tua setidaknya mampu memberikan
pencegahan yang dini pula.
Rasa sayang orang tua sebenarnya tidak
harus diungkapkan dengan memenuhi semua permintaan anak, terutama jika
tindakan ini berdasarkan pada rasa bersalah orang tua yang hanya
memiliki sedikit waktu bersama anak karena harus bekerja. Demi kebaikan,
anda harus tega berkata tidak untuk permintaan yang tidak akan
mendatangkan kebaikan bagi anak kelak. Mengingat Pengaruh Penggunaan
Gadget yang Berlebihan Terhadap Perkembangan Anak anda yang kurung
mendukung, anda bisa memberikan penjelasan yang masuk akal ketika anak
anda merengek minta dibelikan ponsel untuk bermain game misalnya.
Sampaikan bahwa anak seusianya belum tepat membawa ponsel, sudah ada PS
dirumah, ada koneksi internet di rumah, sekolahnya dekat dari rumah, dan
seterusnya. Jadi, temukan alasan dibalik keinginannya atas gadget
tertentu, dan sampaikan bahwa gadget yang dia inginkan kurang tepat
untuk menjawab kebutuhannya, lalu arahkan kepada hal yang lebih aman.
Dampak Positif dari Dampak Perkembangan Teknologi untuk Anak
Kemajuan
teknologi sudah dirasakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan banyak anak-anak terutama pada usia 5 hingga 12 tahun yang paling
banyak memanfaatkan kemajuan teknologi ini. Dan tidak heran jika dampak
positif dari dampak perkembangan teknologi untuk anak usia 5-12 tahun
diberi julukan generasi multi-tasking. Dan berikut ini beberapa hal yang
memberikan dampak positif terhadap kemajuan teknologi terhadap anak:
1.
Tidak bisa dipungkiri jika anak tidak bisa jauh dari kemajuan teknologi
terutama pada teknologi informasi yang semakin hari semakin cepat. Dan
ini dapat membuat anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta
kemudahan untuk menjalin komunikasi dengan jarak yang jauh.
2. Dengan
kemajuan teknologi pada dunia internet, anak dapat mengenal serta
menjalin komunikasi dengan banyak orang dari berbagai belahan di dunia.
3.
Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan kreatif dan
menantang yang ternyata banyak disukai oleh anak-anak. Dan hal ini
secara tidak langsung sangat menguntungkan untuk anak-anak karena sangat
memberi pengaruh terhadap tingkat kreativitas anak.
4. Meningkatkan konsentrasi
5.
Menambah pengetahuan anak melalui tayangan pendidikan dan aplikasi
pengetahuan lainnya, sebagai alat untuk refreshing dan rekreasi (asal
penggunaan tepat waktu dan terbatas, tidak menyebabkan ketergantungan)
6.
Meningkatkan kemampuan belajar anak-anak. Iya jika sesuai dengan usia
(tidak pada balita). Namun aplikasi itu hanya terbatas sebagai alat
mengajar karena aplikasi tersebut biasanya hanya fokus pada satu jenis
pembelajaran. Aplikasi itu tidak mengajarkan keterampilan dan latihan.
Mereka hanya mengajarkan anak-anak untuk benar mengidentifikasi huruf,
benda, warna dan lain sebagainya. Anak menjadi lebih terstimulasi
terhadap visualisasi dan pendengaran yang lebih beragam.
7. Dunia
bagai dalam genggaman tangan. Selain bertelepon, anak-anak yang sudah
memiliki kepentingan dalam penggunaan gadget bisa mencari apa pun dengan
bantuan situs pencari seperti Google atau Yahoo!. Anak juga
dimungkinkan selalu terhubung dengan jejaring sosial seperti Facebook,
Friendster, Twitter, Kaskus, dan sebagainya.
8. Memberikan
pengetahuan baru. meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Penelitian
yang dilakukan di Manchester University dan Central Lanchashire
University menyatakan bahwa orang yang bermain game 18 jam seminggu atau
sekita dua setengah jam perhari dapat meningkatkan koordinasi antara
mata dan tangan meningkatkan kemampuan membaca. Psikolog dari Finland
Univesity menyatakan bahwa game meningkatkan kemampuan membaca pada
anak-anak. Jadi pendapat yang menyatakan bahwa jenis permainan ini
menurunkan tingkat minat baca anak sangat tidak beralasan.
9.
Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris. Sebuah studi menemukan bahwa
gamers mempunyai skil berbahasa inggris yang lebih baik meskipun tidak
mengambil kursus pada masa sekolah maupun kuliah. Ini karena banyak alur
cerita yang diceritakan dalam bahasa inggris dan kadang kala mereka
chat dengan pemain lain dari berbagai negara.
10. Meningkatkan
pengetahuan tentang computer untuk dapat menikmati permainan dengan
nyaman dan kualitas gambar yang prima seorang pemain game online akan
berusaha mencari informasi tentang spesifikasi komputer dan koneksi
internet yang dapat digunakan untuk memainkan game tersebut. Karena
pengguna komputer aktif biasanya mereka juga akan belajar
troubleshooting komputer dan overclocking.
11. Meningkatkan kemampuan
mengetik. Kemampuan mengetik sudah pasti meningkat karena mereka
menggunakan keyboard dan mouse untuk mengendalikan permainan.
Dampak Negatif dari Dampak Perkembangan Teknologi untuk Anak
Sisi
negatif dari teknologi sekarang adalah mudahnya terhipnotis sehingga
tidak sedikit yang menyukai dunia maya dan melupakan dunia nyata. Dan
hal ini juga menimpa pada anak-anak terutama pada anak usia 5 hingga 12
tahun. Dan berikut ini beberapa dampak negatif lainnya:
1. Secara akademik :
• cenderung menginginkan hasil yang serba cepat, serba-instan, dan serba-mudah, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses.
•
Kecerdasan Intelektual (IQ) mereka mungkin akan berkembang baik, tetapi
kecerdasan emosional intelligence mereka jadi tumpul. Penelitian dari
American Academic of Child Psychology juga memaparkan kemungkinan
buruknya smartphone, yakni hilangnya kreativitas di usia muda karena
dalam pengerjaan tugas-tugas yang sifatnya akademis, anak-anak cenderung
mengandalkan mesin pencari dalam internet yang memungkinkan mereka
melakukan copy-paste.
• Anak menjadi malas, karena semua informasi
tersedia di dalam sebuah genggaman tangan, jadi kecenderungan dan
kesempatan anak untuk berusaha mencari dari toko buku, majalah dan
lain-lain menjadi hilang.
• Dengan memiliki gadget baik itu sarana
telekomunikasi seperti HP maupun sarana hiburan seperti tablet, maka tak
dapat dipungkiri jika nak dapat mengalami penurunan konsentrasi saat
belajar. Konsentrasinya menjadi lebih pendek dan tidak peduli dengan
lingkungan sekitar. Anak lebih senang berimajinasi seperti dalam tokoh
game yang sering ia mainkan menggunakan gadget-nya.
• Fakta
menunjukkan bahwa ketika belajar, anak tidak mau mencari data dan tidak
tertantang untuk melakukan analisis terhadap permasalahan atau pelajaran
yang dihadapi. Anak menginginkan sesuatu yang serba cepat dan langsung
terlihat hasilnya. Ada pun proses untuk mencapai hasil akhir itu menjadi
kurang atau bahkan tidak dipedulikan.
• Gagdet juga dapat menjadikan
anak enggan menulis dan membaca. karena gadget dapat memudahkan untuk
menulis dan membaca, ini dapat sangat memengaruhi keterampilan menulis
anak. Bukan hanya itu, perangkat gadget pun tampak lebih menarik dan
menggoda karena memiliki tampilan visual yang fantastis, karena dapat
memperlihatkan sesuai dengan kenyataan. Akibatnya anak-anak menjadi
malas membaca buku. Padahal, membaca buku tanpa visualisasi dapat
membantu perkembangan imajinasi anak.
2. Secara sosial :
• Anak
cenderung berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung bersikap
egosentris dan individualis, anak tampak begitu lekat dengan
smartphone-nya. Ia baru merasa aman dan eksis bila selalu terhubung
dengan orang lain. Kalau tidak, ia khawatir dirinya dikucilkan, sehingga
anak selalu membawa kemanapun smartphone-nya. Ia lebih mementingkan
berkomunikasi dengan orang-orang “nun jauh” di sana ketimbang dengan
orang-orang di sekelilingnya.
• Anak menjadi tidak peduli dengan
lingkungan sekitar serta tidak memahami etika bersosialisasi. Anak tidak
tahu, bila ada banyak orang menginginkan sesuatu yang sama, maka wajib
antre agar tertib. Ini terjadi karena anak tidak memahami adanya sebuah
proses. Apa yang diinginkan harus segera ada dan terwujud, karena
terbiasa mendapat pemahaman melalui games atau tontonan.
• Anak menjadi kurang sensitif terhadap orang lain karena setiap hari anak-anak tersebut hanya berhubungan dengan benda mati.
• Anak-anak pun kurang bisa mengekspresikan dirinya karena dia jarang melakukan interaksi sosial dengan anak-anak lainnya.
3. Gadget dan perkembangan otak anak :
Menurut
referensi penelitian, memberi anak BlackBerry pada usia di bawah 20
tahun akan merusak bagian otak PFC (preFrontalCortecs) karena saat ini,
smartphone seperti BlackBerry memang sudah menjadi “mainan” anak-anak
SD. Otak depan pada anak sebetulnya belum berkembang baik. Bagian otak
depan ini akan matang pada usia 25 tahun. Otak depan merupakan pusat
yang memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu. Sementara reseptornya
yang mendukung otak depan adalah otak belakang, yang menghasilkan
dopamin, yaitu hormon yang menghasilkan perasaan nyaman atau rileks pada
seseorang.
Sistem saraf pusat masih tumbuh, harus mendapat
rangsangan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dirinya dari
kehidupan sehari-hari, namun jika sejak masih sangat muda, ketika
bersentuhan dengan teknologi modern, otomatis sistem rangsangan di
sistem saraf pusat mendapatkan stimulus yang berbeda dari kehidupan
nyata, mereka baru belajar mengenali mana yang nyata dan mana imajinasi.
Karena terbiasa mendapatkan stimulasi melalui layar tablet atau telepon
pintar, ketika “keluar” dari gadget tersebut, hidup nyatanya terasa
sangat lamban dan membosankan, tidak seperti dunia maya. Semua terasa
seperti slow motion dan tidak sensasional buat anak.
Teknologi yang
memudahkan dan mendekatkan itu membuat anak menjadi tidak tangguh ketika
harus berhadapan dengan realita. Memori otot (muscle memory) jadi
enggak lentur, tidak secanggih orang yang biasa hidup di alam. Itu akan
mempengaruh banyak keterampilan lain. Memori otot adalah jenis lain
ingatan manusia yang ada di jaringan otot, dibentuk oleh myelin. Semakin
intens seseorang terlibat dalam tindakan dan latihan, kandungan myelin
semakin tebal, dan semakin baik dia melakukan tindakan tersebut.
4. Terhadap kesehatan anak :
•
Perubahan pola makan dan istirahat. Perubahan pola istirahat dan pola
makan sudah jamak terjadi pada gamers karena menurunnya kontrol diri.
Waktu makan menjadi tidak teratur dan mereka sering tidur pagi demi
mendapat happy hour (internet murah pada malam-pagi hari), anak menjadi
lupa makan dan minum
• Menurunkan metabolisme. Duduk tanpa aktifitas
fisik terlalu lama membuat otot tidak melakukan aktifitas yang berakibat
menurunnya metabolisme. Dalam jangka panjang dampaknya diantaranya
menurunnya massa otot, kegemukan, menurunnya sistem kekebalan tubuh
sehingga lebih mudah terserang penyakit Ambeien. Duduk dalam jangka
waktu lama dapat menganggu sirkulasi darah dan menekan pembuluh darah
vena disekitar anus, menimbulkan penonjolan pembuluh darah yang terasa
panas dan sakit yang disebut ambeien atau wasir Carpal tunnel syndrome
adalah penyakit yang disebabkan karena tekanan dan ketegangan pada saraf
di pergelangan tangan yang berfungsi merasakan dan pergerakan untuk
bagian tangan dan jari. Tekanan dan ketegangan ini dapat menyebabkan
mati rasa, kesemutan, kelemahan, atau kerusakan otot pada tangan dan
jari
• Gadget dan alat elektronik memiliki cara kerja yaitu
memancarkan sinar biru dalam jangka panjang pada retina mata. Mata anak
yang masih sangat sensitive bisa jadi terluka yang dapat menyebabkan
gangguan mata yaitu cepat menurunnya daya penglihatan anak. Menurut
penelitian, akibat perkembangan teknologi, diperkirakan anak-anak yang
memakai kacamata akan mengalami kenaikan 20 persen setiap tahunnya. Mata
anak-anak yang masih berkembang sampai sekitar usia 15-16 tahun, bila
terus menerus dipakai (berkontraksi) tanpa mengenal lelah atau
beristirahat (seperti menonton televisi atau ’memelototi’ gadget), dapat
memberi pengaruh sebagai berikut: Otot-otot mata menjadi cepat lelah,
dan membuat penglihatan menjadi buram. Otot mata anak yang dipakai untuk
bermain dikondisikan dalam kondisi konstraksi secara terus menerus dan
bola mata menjadi lebih lentur/memanjang yang menyebabkan anak rentan
menderita rabun jauh (miopia). Frekuensi berkedip akan berkurang,
sehingga mereka akan sering mengeluh matanya perih/nyeri, atau mengalami
mata kering.
5. Terhadap perkembangan dan kejiwaan :
•
Fasilitas-fasilitas ini, di satu sisi menyimpan potensi menyebarkan
aneka informasi yang belum layak diakses oleh anak. Misalnya saja, anak
mencari situs-situs dewasa lewat Google atau Yahoo!. Bila sejak dini
anak sudah terpapar oleh pornografi, rekamannya akan sulit dihapus dari
ingatan dan pikiran untuk jangka waktu yang lama. Atau setiap hari sibuk
berjejaring sosial yang membuatnya lupa keluarga dan lupa belajar.
Belum lagi di jejaring sosial ini sudah banyak terdengar anak-anak
menjadi korban pelecehan orang dewasa, baik secara emosional maupun
fisik (anak dibawa kabur oleh kenalannya di dunia maya).
• Menghambat
ketrampilan motorik dan halus anak (untuk anak 0-12 tahun). Isi dari
games di gadget ataupun TV yang sering menayangkan adegan yang penuh
kekerasan. Tanpa disadari tayangan adegan kekerasan di TV dan game dapat
memberikan dampak negatif bagi perkembangan jiwa anak. Anak-anak yang
selalu melihat tontonan adegan kekerasan dan melakukan permainan dengan
adegan kekerasan akan terpicu untuk melakukan perilaku yang agresif.
Yang lebih berbahaya lagi, anak-anak bisa meniru berbagai adegan
kekerasan yang ada di televisi dan game, dan segala persoalan dapat
diselesaikan dengan cara kekerasan.
• Anak yang kecanduan gadget akan
menjadi murung atau uring-uringan ketika fasilitas tersebut dijauhkan
darinya. Fungsi pikirnya terganggu, begitupun dengan fungsi emosi dan
sosialnya.
• Secara psikologis, ada beberapa gangguan yang terkait
dengan penggunaan gadget, yang termasuk dalam gangguan perilaku.
Beberapa gangguan itu misalnya : Dependensi dan obsesi kompulsif,
ketergantungan yang berlebihan dengan gadget-nya; perasaan panik yang
luar biasa ketika tidak membawa gadget atau hilang; voyeurism atau
kecenderungan “mengintip” orang melalui aktivitasnya di media sosial;
paranoia atau ketakutan yang berlebihan karena merasa dikuntit orang,
walaupun di dunia maya; juga gangguan narsistik yang berlebihan.
•
Menimbulkan adiksi (Kecanduan) yang kuat. Sebagian besar game yang
beredar saat ini memang didesain supaya menimbulkan kecanduan para
pemainnya. semakin seseorang kecanduan pada suatu game maka pembuat game
semakin diuntungkan karena peningkatan pembelian gold/tool/karakter dan
sejenisnya semakin meningkat.
• Mendorong melakukan hal-hal negatif.
Walaupun jumlahnya tidak banyak tetapi cukup sering kita menemukan
kasus pemain game online yang berusaha mencuri ID pemain lain dengan
berbagai cara. Kemudian mengambil uang didalamnya atau melucuti
perlengkapannya yang mahal-mahal. Kegiatan mencuri ID ini biasanya juga
berlanjut pada pencurian akun lain seperti facebook, email dengan
menggunakan keylogger, software cracking dll.Bentuk pencurian ini tidak
hanya terbatas pada pencurian id dan password tetapi juga bisa
menimbulkan pencurian uang – meskipun biasanya tidak banyak (dari uang
SPP misalnya) dan pencurian waktu, misalnya membolos sekolah demi
bermain game.
• Berbicara kasar dan kotor. Para pemain game online
sering mengucapkan kata-kata kotor dan kasar saat bermain di warnet atau
game center.
• Terbengkalainya kegiatan di dunia nyata. Keterikatan
pada waktu penyelesaian tugas di game dan rasa asik memainkannya
seringkali membuat berbagai kegiatan terbengkalai. Waktu beribadah,
tugas sekolah, tugas kuliah ataupun perkerjaan menjadi terbengkalai
karena bermain game atau memikirkannya.
• Pemborosan. Uang untuk
membayar sewa komputer di warnet dan membeli gold/poin/karakter
kadangkala nilainya bisa mencapai jutaan rupiah. Belum lagi koneksi
internet, dan upgrade spesifikasi komputer dirumah.
Tanda-tanda anak
usia dini kecanduan gadget: (1) Kehilangan keinginan untuk beraktivitas;
(2) Berbicara tentang teknologi secara terus menerus; (3) Cenderung
sering membantah suatu perintah jika itu menghalangi dirinya mengakses
gadget; (4) Sensitif atau gampang tersinggung, menyebabkan mood yang
mudah berubah; (5) Egois, sulit berbagi waktu dalam penggunaan gadget
dengan orang lain; (6) Sering berbohong karena sudah tidak bisa lepas
dengan gadgetnya, dengan kata lain anak akan mencari cara apapun agar
tetap bisa menggunakan gadgetnya walaupun hingga mengganggu waktu
tidurnya.
"Para pecandu gadget sering kali hanya mengembangkan bagian
otak kirinya sementara otak kanan tidak berkembang. Padahal otak kanan
berhubungan dengan daya ingat dan perhatian. 15 % kasus otak yang gagal
berkembang diyakini sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya
demensia usia dini."
Ketika seorang anak usia dini sudah kecanduan
dalam penggunaan gadget, tentunya akan banyak yang terganggu segi
perkembangan psikologisnya dari berbagai aspek. Mulai dari perkembangan
fisik-motorik, yang seharusnya anak menjadi pribadi yang aktif serta
kreatif namun karena lebih asyik bermain dengan gadgetnya perkembangan
tersebut menjadi terhambat, karena membuat anak menjadi malas dan lambat
bergerak. Dari segi perkembangan kognitif, anak menjadi kurang peka
terhadap lingkungan karena sibuk dengan teman matinya, yaitu gadget.
Selanjutnya perkembangan yang paling terhambat karena hadirnya gadget
adalah perkembangan sosio-emosional, anak cenderung memilih diam di
rumah atau bahkan di tempat tidurnya sambil bermain dengan gadgetnya.
Padahal seharusnya anak usia dini bermain di luar rumah bersama teman
sebayanya untuk menemukan sesuatu yang membuat ia bertanya serta mencari
tahu sendiri tentang apa yang sudah ia temukan dan mengenal lingkungan
sekitarnya untuk dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. Terakhir,
gadget juga dapat menghambat kemampuan berbahasa seorang anak, karena
jarang melakukan interaksi dengan anak-anak lain atau lebih sering
menghabiskan waktu bersama benda mati (gadget) anak menjadi tidak
terbiasa dalam berbicara dengan orang di sekelilingnya.
Anak usia
dini yang sering menggunakan gadget akan lebih cepat puas dalam
memperoleh pengetahuan yang telah ia peroleh (dengan kata lain, internet
adalah sumber pengetahuan teraktual dan terlengkap), menjadikan anak
tidak biasa dengan hal yang rumit yaitu anak usia dini akan menjadi
generasi yang berpikir instan, penurunan konsentrasi dalam belajar atau
melakukan sesuatu, malas menulis dan membaca buku, kelemahan dalam
berinteraksi secara internal maupun eksternal. Maka, dengan hadirnya
beragam aplikasi gadget yang merusak karakter anak usia dini dalam segi
perkembangan mental dan cara berinteraksi dengan lingkungannya
menyebabkan ketidaksetimbangan dalam proses perkembangan psikologisnya.
BAB III
KESIMPULAN
Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasiinovasi yang
telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai
efek negatif bagi manusia. Untuk mencegah atau mengurangi dampak
negative dari kemajuan perkembangan teknologi pada anak orang tua agar
selalu damping anak agar terhindar dari dampak negatif dan mendapatkan
dampak positif dari dampak teknologi untuk anak usia dini khususnya.
Gadget,
barang dengan bentuk yang tipis namun manfaat yang besar dapat mengubah
kehidupan, bahkan tidak "tanggung" dalam mengubahnya. Hampir semua
aspek dalam hidup ini bisa berubah dengan arus teknologi yang semakin
canggih. Anak usia dini adalah asset negara dalam target bentuk generasi
yang lebih baik untuk di masa depan nantinya. Sangat disayangkan jika
asset negara tidak dapat dikembangkan dengan baik, mulai dari segi
potensi, karakter budaya, cara bersosialisasi, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
dianidha.wordpress.com/2012/06/17/pengaruh-perkembangan-teknologi-bagi-anak-usia-dini/ (Pada 19 April 2014)
jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/menelisik-pengaruh-penggunaan-aplikasi.html (Pada 19 April 2014)
pakarparenting.com/seputar-gadget/ (Pada 19 April 2014)
andari21permatasari.blogspot.com/2013/05/dampak-gadget-pada-perkembangan-anak.html (Pada 19 April 2014)